18 September 2011

Data Visual - Verbal

YUDISTIRA
Prabu Yudistira (biasa juga disebut Puntadewa atau Dharmawangsa) adalah putra tertua Prabu Pandudewanata, dan juga merupakan kakak tertua Pandawa. Prabu Yudistira merupakan raja dari kerajaan Amerta.
Nama Yudistira berasal dari  bahasa Sanskerta yang bermakna "teguh atau kokoh dalam peperangan". Ia juga dikenal dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna "raja Dharma", karena ia selalu berusaha menegakkan dharma sepanjang hidupnya.

Beberapa julukan lain yang dimiliki Yudhisthira adalah:
       Ajataśatru, "yang tidak memiliki musuh".
       Bhārata, "keturunan Maharaja Bharata".
       Dharmawangsa atau Dharmaputra, "keturunan Dewa Dharma".
       Kurumukhya, "pemuka bangsa Kuru".
       Kurunandana, "kesayangan Dinasti Kuru".
       Kurupati, "raja Dinasti Kuru".
       Pandawa, "putera Pandu".
       Partha, "putera Prita atau Kunti".
Selain nama-nama di atas, dalam versi pewayangan Jawa masih terdapat beberapa nama atau julukan yang lain lagi untuk Yudistira, misalnya:
       Puntadewa, "derajat keluhurannya setara para dewa".
       Yudistira, "pandai memerangi nafsu pribadi".
       Gunatalikrama, "pandai bertutur bahasa".
       Samiaji, "menghormati orang lain bagai diri sendiri".

SIFAT dan KESAKTIAN
Yudistira seorang yang, sabar sekali hingga disebut orang ia berdarah putih karena tak pernah marah. Karena sifatnya itu, Yudistira terhindar dari bahaya.
Dalam perang Baratayudha Yudistira diangkat menjadi panglima, tetapi sangat menjengkelkan saudara-saudaranya karena ia tak pernah berperang. Yudistira dan sekalian saudara Pandawa menemui ajalnya dengan sempurna sehabis perang Baratayudha.
Selain itu sifat-sifat yang menonjol lain adalah sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi.
Kesaktian Yudistira dalam Mahabharata terutama dalam hal memainkan senjata tombak. Sementara itu, versi pewayangan Jawa lebih menekankan pada kesaktian batin, misalnya ia pernah dikisahkan menjinakkan hewan-hewan buas di hutan Wanamarta dengan hanya meraba kepala mereka.
Yudistira dalam pewayangan beberapa pusaka, antara lain Jamus Kalimasada, Tunggulnaga, dan Robyong Mustikawarih. Kalimasada berupa kitab, sedangkan Tunggulnaga berupa payung. Keduanya menjadi pusaka utama kerajaan Amarta. Sementara itu, Robyong Mustikawarih berwujud kalung yang terdapat di dalam kulit Yudistira. Pusaka ini adalah pemberian Gandamana, yaitu patih kerajaan Hastina pada zaman pemerintahan Pandu. Apabila kesabaran Yudistira sampai pada batasnya, ia pun meraba kalung tersebut dan seketika itu pula ia pun berubah menjadi raksasa besar berkulit putih bersih.

KARAKTERISTIK WAYANG


Bentuk wayang Prabu Yudistira bermata jaitan, hidung mancung, muka tenang, lebih tenang dari pada waktu masih mudanya (Puntadewa). Bergelung keling, bersunting waderan. Setelah ia diangkat menjadi raja, ia membuang segala pakaian yang serba keemasan dan permatadan menjadi seorang raja yang sangat bersahaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar