21 September 2011

Jessica Widjanarko Wilianto-Data


DATA VISUAL

DATA VERBAL



Prabu Yudistira raja negara Amarta dan putra tertua Prabu Pandudewanata. Pada masa mudanya bernama Puntadewa.
Yudistira orang yang sabar sekali, hingga dikatakan orang ia berdarah putih, karena tak pernah marah. Karena sifatnya itu, Yudistira terjauh dan bahaya.
Yudistira mempunyai pusaka bernama surat Kalimahusada yang berkesaktian menjauhkan seteru, menyelamatkan diri dan lain-lain. Sebaliknya surat itu bisa berbahaya bagi siapa yang bermaksud jahat terhadap Kalimahusada. Tetapi di dalam lakon surat itu pernah dikuasai orang dan menjadi jayalah dia.
Yudistira tak pernah berperang di dalam Baratayuda. Ia diangkat sebagai pahlawan, tetapi ia menjengkelkan saudara-saudaranya, oleh karena segan melawan musuhnya. Maka terpaksa ia dibantu oleh Arjuna yang dengan anak panahnya mendorong anak panah yang dilepaskan oleh Yudistira, hingga musuh itu dapat dikalahkannya.
Yudistira dan saudara-saudara Pendawa lainnya menemui ajal dengan sempurna sehabis perang Baratayuda.
Prabu Yudistira bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang, lebih tenang daripada masa mudanya, sewaktu masih bernama Puntadewa. Bergelung keling, bersunting waderan. Sesudah bertakhta sebagai raja, segala pakaian serba keemasan dan segala permatanya dibuangnya. Maka ia adalah seorang raja yang sangat bersahaja. Prabu Yudistira berwanda: 1. Putut, 2. Manuksma, 3. Jimat dan 4. Deres.

Sifat-sifat Yudistira tercermin dalam nama-nama julukannya, sebagaimana telah disebutkan di atas. Sifatnya yang paling menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi. Kesaktian Yudistira dalam Mahabharata terutama dalam hal memainkan senjatatombak. Sementara itu, versi pewayangan Jawa lebih menekankan pada kesaktian batin, misalnya ia pernah dikisahkan menjinakkan hewan-hewan buas di hutan Wanamarta dengan hanya meraba kepala mereka.
Yudistira dalam pewayangan beberapa pusaka, antara lain Jamus Kalimasada, Tunggulnaga, dan Robyong Mustikawarih. Kalimasada berupa kitab, sedangkan Tunggulnaga berupa payung. Keduanya menjadi pusaka utama kerajaan Amarta. Sementara itu, Robyong Mustikawarih berwujud kalung yang terdapat di dalam kulit Yudistira. Pusaka ini adalah pemberian Gandamana, yaitu patih kerajaan Hastina pada zaman pemerintahan Pandu. Apabila kesabaran Yudistira sampai pada batasnya, ia pun meraba kalung tersebut dan seketika itu pula ia pun berubah menjadi raksasa besar berkulit putih bersih.

ANALISA KARAKTER

Saya menggambarkan Prabu Yudistira saat masih muda, terlihat tenang, walaupun tanpa kumis. Ia tidak mengenakan baju, hanya celana dari kain untuk menunjukkan bahwa Yudistira yang termasuk salah satu anggota Pandawa merupakan orang yang kuat, dan juga agar tidak mengganggu saat sedang berperang melawan musuh.
Senjata yang ia bawa adalah tombak, yang merupakan senjata khasnya. mahkota yang ia pakai berbentuk melengkung untuk menunjukkan ciri khas aslinya yang memiliki konde di berbagai perwayangan. 
Asesoris yang ia gunakan adalah kalung, yang saya gambarkan secara simple, yang apabila ditarik dapat membuat Ia berubah menjadi monster putih yang besar. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar