21 September 2011

Data Verbal-Visual



Yudhistira atau sering disebut juga Puntadewanata adalah Pandawa tertua. Pandawa (Panca Pandawa) merupakan sebutan bagi kelima putra Prabu Pandu Dewanata, raja Kerajaan Astina Pura. Dia memiliki dua orang istri, yaitu: Dewi Kuntitalibrata dan Dewi Madrim
 
Dari pernikahannya dengan Dewi Kunti, ia memiliki 3 orang putra, yaitu: 
Yudhistira, Bima, dan Arjuna. 

Sedangkan dengan Dewi Madrim memiliki putra kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Kelima putra ini dibesarkan oleh Dewi Kunti, karena Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim telah wafat sewaktu mereka semua masih kecil. 
Yudistira dalam bahasa Sansekerta bermakna "teguh atau kokoh dalam peperangan". Ia juga dikenal dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna "raja Dharma", karena ia selalu berusaha menegakkan dharma sepanjang hidupnya. Ia mendapat julukan, "pandai memerangi nafsu pribadi".




Pandawa5, (ki-ka) Yudhistira, Arjuna, Bima, Nakula-Sadewa









SIFAT & KARAKTERISTIK


Memiliki sifat penyabar, jujur, adil, suka menolong sesama, percaya diri, berani berspekulasi, mencintai orang tua dan melindungi saudara-saudaranya. Ia ahli dalam hal kerohanian, sehingga disebut berdarah putih dan mementingan perdamaian, persatuan dan kesejahteraan bersama. 

 Oleh karena berwatak sangat jujur dan adil dan ia lebih mengutamakan jalan damai daripada
 kekerasan, maka para dewata memberinya anugerah, kereta yang ditumpanginya tidak akan menyentuh tanah.
Karena ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama (Dewa Dharma) dan lahir dari Kunti, dengan Dharma yang ia miliki ia menjadi sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah.

Yudhistira adalah pria yang tulus ikhlas dalam berbagai hal. Bahkan dalam satu cerita, Yudhistiraa rela memberikan isteri tercintanya ketika diminta oleh orang lain yang sangat mengagumi dan mencintainya. Yudhistira adalah lambang dari pria yang teguh hati, penyabar dan suka perdamaian. Sangat setia terhadap isteri, anak dan keluarganya. Yudhistira sangat benci terhadap permusuhan. Walaupun bermandi harta, Yudhistira menentang poligami, sehingga isterinya hanyalah satu, Dyah Ayu Drupadi. 
Yudistira berhidung mancung, bermuka tenang, lebih tenang daripada masa mudanya, mata berwibawa, dan kumis tipis menghiasi wajahnya. 
Ia bergelung keling (sanggul)bersunting waderan, berkalung putera, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bentuk bokongan puteran. Yudhistira gemar berbusana yang indah-indah berlapiskan emas dan permata, tetapi setelah diangkat menjadi raja dia justru berpenampilan sederhana.
SENJATA, KEAHLIAN, KESAKTIAN

Yudistira dalam pewayangan memiliki beberapa pusaka, antara lain Jamus Kalimasada, Tunggulnaga, dan Robyong Mustikawarih. Kalimasada berupa Kitab yang memiliki kekuatan untuk memberikan perlindungan dan petunjuk pada kebenaran dan kesejahteraan dan merupakan benda yang sangat dikeramatkan dalam Kerajaan Amarta.
Sedangkan Tunggulnaga berupa payung. Keduanya menjadi pusaka utama Kerajaan Amarta.  Sementara itu, Robyong Mustikawarih berwujud kalung yang terdapat di dalam kulit Yudistira. Pusaka ini adalah pemberian Gandamana, yaitu Patih Kerajaan Hastina pada zaman pemerintahan Pandu. Apabila kesabaran Yudistira sampai pada batasnya, ia pun meraba kalung tersebut dan seketika itu pula ia pun berubah menjadi raksasa besar berkulit putih bersih.
Dalam mempelajari ilmu agama, hukum, dan tata negara kepada Resi Krepa, Yudistira tampil sebagai murid yang paling pandai. Krepa sangat mendukung apabila tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandawa tertua itu. Setelah itu, Pandawa berguru ilmu perang kepada Resi Drona. Dalam pendidikan kedua ini, dan terlihat Yudistira sendiri lebih terampil dalam menggunakan senjata Tombak.


 Sementara itu, versi pewayangan jawa lebih menekankan pada kesaktian batin, misalnya ia pernah dikisahkan menjinakkan hewan-hewan buas di Hutan Wanamarta dengan hanya meraba kepala mereka.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar